KASUS NASIONALISME YANG TERJADI DI INDONESIA

Bahasa dan bangsa adalah dua hal tak terpisahkan. Bagi sebuah bangsa, bahasa adalah wujud identitas yang menunjukkan jati dirinya. Dalam tataran kebangsaan, sebuah bahasa memiliki makna sebagai simbol nasionalisme yang memiliki fungsi dan kedudukan yang sangat penting secara politis. Bahasa sebagai simbol dan sarana utama dalam berkomunikasi antarmanusia. Oleh karena itu perkembangan bahasa akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan sebuah masyarakat. Keberagaman masyarakat Indonesia dengan suku dan bahasa yang bermacam-macam, menyebabkan bahasa Indonesia menerima begitu banyak pengaruh. Bila dirujuk secara historis, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dirujuk dari bahasa Melayu Riau. Pada perkembangannya, ada begitu banyak bahasa daerah maupun asing yang turut mewarnai perkembangan bahasa nasional kita.

Terbentuknya bahasa Indonesia menjadi sebuah bahasa nasional melewati kurun waktu yang tidak sebentar. Ketika bahasa Indonesia secara resmi menjadi bahasa nasional, melalui lembaga atau perangkat kebahasaan yang dimilikinya, pemerintah terus melakukan upaya-upaya penyempurnaan, pembakuan, dan standardisasi sejak Suwandi tahun 1947 hingga sekarang. Upaya-upaya penyempurnaan, pembakuan, dan standardisasi bahasa Indonesia tersebut, tentunya sangat penting meski berdampak pada semakin terpinggirkannya bahasa daerah.

Memahami bahasa dan semangat nasionalisme saat ini tentunya beda dengan dulu. Meski gejala yang dihadapi sesungguhnya hampir sama. Jika dulu bahasa merupakan alat pemersatu untuk menghalau kolonialisme, kini untuk menghadapi musuh berupa serbuan budaya asing. Karena masuknya budaya asing, maka banyak masyarakat Indonesia yang kehilangan rasa bangganya terhadap penggunaan bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, contoh cukup representatif tentang hilangnya rasa bangga sebagian masyarakat terhadap bahasa Indonesia adalah tampak banyaknya penggunaan kosakata bahasa Inggris dalam dunia bisnis di tanah air, mulai dari penamaan kompleks perumahan, swalayan, ruko, merk dagang, nama jabatan di perusahaan, periklanan dsb. Malahan sekarang tema seminar di perguruan tinggi, festival kesenian, program pemda, slogan dsb ikut-ikutan menggunakan bahasa Inggris.

Yang menarik untuk ditelusuri adalah mengapa masyarakat kita suka hal-hal yang berbau asing atau Inggris? Tidak dapat diingkari bahwa Inggrisisasi dalam dunia bisnis antara lain untuk mengundang kesan eksklusif, gengsi dan kesan mewah dari produk yang dipasarkan. Ini sesuai dengan pola kehidupan kelompok masyarakat kelas menengah yang biasanya suka hal-hal yang bersifat eksklusif, glamor dan mewah. Pola hidup, selera, mental kebarat-baratan merupakan cara paling mudah untuk meningkatkan status menjadi kelas menengah. Kemana rasa nasionalisne kita untuk tetap menggunakan bahasa Indonesia?

Sebagai warga bangsa kita harus terus bahu-membahu bekerja sama membangun bangsa yang kita cintai ini. Kemauan kita untuk terus belajar tak kenal lelah, mengakui kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan serta memperbaikinya, meningkatkan kepedulian, dan rasa solidaritas kepada sesama adalah sebagian bentuk dari ekspresi nasionalisme kita. Marilah sama-sama kita tingkatkan rasa nasionalisme kita dengan cinta berbahasa Indonesia.

Comments :

0 komentar to “KASUS NASIONALISME YANG TERJADI DI INDONESIA”

Posting Komentar